Senin, 01 Maret 2010

Pagi







Pagi kesekian tanpa suaramu menyapaku.

Mungkin aku merindukan suara pagimu. Suara saat kau baru saja terbangun dari tidur, berkombinasi dengan suara jarak jauhmu dari seberang telepon. Suara tak merdu yang kau keluarkan. Hanya lenguhan tak bermakna dan juga sapaan “Selamat pagi!”.


'Cause I love the way you say good morning.
And you take me the way I am.
(Ingrid Michaelson – The Way I am)


Seharusnya pagi menjadi awal bagi hari yang baru. Tapi yang mungkin tak pernah kamu pahami, bagiku pagi selalu menjadi hari yang baru TANPA KEHADIRANMU.

Lalu bayangkan, pagi ini aku terbangun tanpa suaramu. Harusnya aku sudah terbiasa dengan kehilangan ini. Tapi nyatanya aku seringkali terbangun dan melongok telepon genggamku. Nihil. Tak ada pesan singkat ataupun panggilan tak terjawab darimu. Bahkan refleks-ku pun seperti berkomplot menghancurkan pagiku.

Masih sering, kubuka mataku dari tidur dan kemudian secara refleks memencet nomormu. Di tengah jalan, aku tersadar bahwa itulah hal yang tak boleh kulakukan kembali. Lalu dengan sempurna, rusaklah pagiku…

Entahlah, apa kau juga merasakan apa yang kurasakan. Ketika rutinitasmu direnggut tiba-tiba. Ketika kau tak lagi bisa melakukan apapun yang ingin kau lakukan. Kamu tahu? Rasanya tersiksa… Menahan jemariku untuk tak lagi mengirimkan pesan singkat bagimu, apalagi memencet nomer telepon genggammu untuk mendengarkan suaramu.

Nyatanya, setiap pagi aku harus berusaha memberi rentang yang sangat lebar bagi kita berdua. Rasanya? Seperti ingin berlari namun kakimu terikat dengan sangat kuat. Lalu tubuhmu dibebat dengan kain dengan sangat kencang. Sakit. Tak bisa bergerak dengan bebas.

Senja ini, aku masih saja bertanya tentang pagi-pagiku tanpamu. Ketika pagi seakan menghancurkanku dan senja justru menghadirkan rindu bagiku. Satu pertanyaan untukmu, tak dapatkah kamu kembali sejenak? Kembalikan hati yang kau bawa pergi, karena aku menjadi hampa tanpanya…

1 komentar:

hoedz mengatakan...

sebenarnya perasaan tersiksa yang Tiara alami sangat manusiawi .. tapi lebih tersiksa lagi crown ... mengubah kebiasannya engan terpaksa dan berat hati ...

Posting Komentar