Senin, 01 Maret 2010

Masihkah Senja Itu Berarti Sesuatu?





Aku menatap senja yang menghadirkan sekelumit kenangan tentangmu, yang selalu kuingat saat senja tiba. Tentang saat ketika kau meminta aku untuk pergi bersama angin yang bergerak menjauhi kehidupanmu. Tunggu, bukan meminta, tapi tepatnya memaksa.

Karena telah kuupayakan segala daya untuk tetap di sampingmu, sekeras apapun angin yang nantinya mendera. Tak cukupkah janjiku untuk tetap berdiri di sampingmu, melawan hujan, badai, topan, yang selalu kau takutkan datang menerjang? Tak bisakah kau coba yakin pada kesungghanku. Kesungguhan untuk meyakinkanmu meneruskan semua ini, tanpa perlu berpisah jalan.

Dan setelah semua upayaku, tak bisakah kau sedikit menghargaiku, bukan dengan tetap mengusirku pergi. Dan lihatlah, kuturuti maumu. Separuh karena aku kesal, lelah, merasa tak dihargai. Selebihnya karena aku tak ingin memaksakan kehendak. Kehendak untuk meneruskan perjalanan saat kau sudah merengek ingin berhenti.

Tapi baru beberapa langkah, kau kembali menyalahkan aku. Aku yang tak menahanmu. Aku yang membiarkan luapan itu tumpah. Ingin rasanya aku bertanya tentang semua yang aku lakukan saat ini semua belum benar-benar tumpah. Tapi apakah kemudian kamu akan mendengarkan? Maka aku hanya diam, membiarkan kamu berpikir aku tak mendengar. Tak mampu lagi meyakinkamu, ketika keyakinanku pun sudah terlanjur kamu lunturkan.

Kamu menangis dan bicara soal luka. Tanpa kamu tahu ada luka tak kalah dalam tertoreh di sini, di hatiku. Dan luka ini sesungguhnya bertambah perih karena tangisanmu. Tapi lagi-lagi aku tak mampu menguatkan apalagi menyembuhan lukamu, kerena akupun diam-diam lemah karena luka yang kurasakan.

Entah apa yang membawa kakiku ke sini, stasiun ini, berbulan-bulan setelah itu semua terjadi. Menikmati senja sendirian sambil mengingatmu. Yang mungkin seperti aku masih mengenang semuanya yang tertoreh di lukisan senja, atau mungkin sudah berjalan bahagia menatap senja, tanpa (mau) mengingat lagi apa yang pernah direkam senja tentang kita.

Entah!

1 komentar:

hoedz mengatakan...

biarkan senja menyimpan semua kenangan yang ada tanpa menghilangkan kenangan seiring terbitnya sang fajar ..

terus kenang .. karena itu bisa menjadi kekuatan mu di kemudian hari

Posting Komentar